Pengaruh Agama
sebagai Jembatan Komunikasi di kalangan Remaja
Remaja merupakan
bagian dari masa puberitas yang akan dialami oleh setiap orang. Sebagian orang
menyebut masa ini dengan masa “pemberontak”. Dikarenakan dimasa ini seorang
anak akan mengalami bentrokan kerikil tajam yang akan dilaluinya. Seorang anak
akan lebih ekspresif dalam menjalani kehidupannya, cenderung memberontak dan hanya
memikirkan kemauannya tanpa memikirkan dampak yang akan dia dapat dari
tindakannya.
Remaja bermula
dari kisaran usia 14 sampai 19 tahun dengan ciri-ciri yang tersendiri. Yaitu,
remaja merupakan seseorang yang belum dewasa dan bukan pula anak-anak. Dengan
mempunyai ciri-ciri tersebut, remaja dikategorikan sebagai seseorang yang belum
mempunyai pegangan pendirian. Banyak hal yang terjadi didalam diri remaja
dikarenakan adanya dorongan serta keingintahuan yang besar. Cenderung tidak mau
mendengarkan perkataan orang lain termasuk orangtuanya. Maka disinilah peran
agama sebagai jembatan komunikasi orangtua ke anak.
Agama adalah
sebuah ajaran yang membahas peraturan baik dan benar. Ajaran yang diturunkan
kepada Nabi dan Rasulnya. Erat kaitannya dengan remaja adalah, menjadikan
fungsi agama sebagai pagar pembatas agar yang dilakukan oleh remaja tidak
melenceng dari batasan agama. Bagaimana cara agama mengatur tindak tanduk kita?
Komunikasi awal tercipta dari pemberian pendidikan agama sebagai komunikasi
antara orang tua dengan anak. Jika pemberian pendidikan agama serta komunikasi
terbilang lancar, kita mampu mengendalikan jiwa remaja tersebut agar dapat
berperilaku sesuai usianya.
Dengan adanya
agama merupakan awal untuk mengarahkan moral remaja kearah yang lebih baik.
Fungsi komunikasi disini adalah sebagai alat penyampaian pesan moral agar
tercipta kesamaan persepsi antara orangtua dengan remaja. Dengan agama sebagai
komunikasi orangtua kepada remaja maka akan menciptakan remaja yang dapat
mengendalikan jiwa dan perilakunya.
Menciptakan
remaja yang berperilaku baik dan kreatif dimulai dengan komunikasi yang baik
serta adanya pendidikan agama sebagai pembatas rel perilaku. Mengapa agama yang
menjadi tolak ukur? Sebab dengan adanya pendidikan agama moral perilaku
seseorang akan terkontrol dengan baik. Sebab di agama akan tercipta rasa “mana
yang benar dan mana yang salah”.
Kreatif akan
menjadikan nilai lebih bagi remaja, sebab jika orangtua memberikan kebebasan
anak untuk berekspresif sesuai dengan bakatnya maka kreatif itu akan terasah
dengan baik. Tetapi tetap kebebasan yang bertanggung jawab dan masih dalam
lingkup orangtua. Dengan begitu anak tidak melenceng dan masih dalam pengawasan
orangtua.