Sabtu, 24 November 2012

Pengaruh Agama sebagai Jembatan Komunikasi di kalangan Remaja (Opini Jurnalistik)


Pengaruh Agama sebagai Jembatan Komunikasi di kalangan Remaja
Remaja merupakan bagian dari masa puberitas yang akan dialami oleh setiap orang. Sebagian orang menyebut masa ini dengan masa “pemberontak”. Dikarenakan dimasa ini seorang anak akan mengalami bentrokan kerikil tajam yang akan dilaluinya. Seorang anak akan lebih ekspresif dalam menjalani kehidupannya, cenderung memberontak dan hanya memikirkan kemauannya tanpa memikirkan dampak yang akan dia dapat dari tindakannya.
Remaja bermula dari kisaran usia 14 sampai 19 tahun dengan ciri-ciri yang tersendiri. Yaitu, remaja merupakan seseorang yang belum dewasa dan bukan pula anak-anak. Dengan mempunyai ciri-ciri tersebut, remaja dikategorikan sebagai seseorang yang belum mempunyai pegangan pendirian. Banyak hal yang terjadi didalam diri remaja dikarenakan adanya dorongan serta keingintahuan yang besar. Cenderung tidak mau mendengarkan perkataan orang lain termasuk orangtuanya. Maka disinilah peran agama sebagai jembatan komunikasi orangtua ke anak.
Agama adalah sebuah ajaran yang membahas peraturan baik dan benar. Ajaran yang diturunkan kepada Nabi dan Rasulnya. Erat kaitannya dengan remaja adalah, menjadikan fungsi agama sebagai pagar pembatas agar yang dilakukan oleh remaja tidak melenceng dari batasan agama. Bagaimana cara agama mengatur tindak tanduk kita? Komunikasi awal tercipta dari pemberian pendidikan agama sebagai komunikasi antara orang tua dengan anak. Jika pemberian pendidikan agama serta komunikasi terbilang lancar, kita mampu mengendalikan jiwa remaja tersebut agar dapat berperilaku sesuai usianya.
Dengan adanya agama merupakan awal untuk mengarahkan moral remaja kearah yang lebih baik. Fungsi komunikasi disini adalah sebagai alat penyampaian pesan moral agar tercipta kesamaan persepsi antara orangtua dengan remaja. Dengan agama sebagai komunikasi orangtua kepada remaja maka akan menciptakan remaja yang dapat mengendalikan jiwa dan perilakunya.
Menciptakan remaja yang berperilaku baik dan kreatif dimulai dengan komunikasi yang baik serta adanya pendidikan agama sebagai pembatas rel perilaku. Mengapa agama yang menjadi tolak ukur? Sebab dengan adanya pendidikan agama moral perilaku seseorang akan terkontrol dengan baik. Sebab di agama akan tercipta rasa “mana yang benar dan mana yang salah”.
Kreatif akan menjadikan nilai lebih bagi remaja, sebab jika orangtua memberikan kebebasan anak untuk berekspresif sesuai dengan bakatnya maka kreatif itu akan terasah dengan baik. Tetapi tetap kebebasan yang bertanggung jawab dan masih dalam lingkup orangtua. Dengan begitu anak tidak melenceng dan masih dalam pengawasan orangtua.

Minuman Keras Oplosan (Berita Jurnalistik)

Minuman Keras Oplosan

Jakarta, Senin 12 November 2012
 

Kepala kepolisian polsek Matraman menangani kasus minuman keras oplosan yang terselubung oleh sindikat minuman keras. Kepolisian wilayah Matraman akan menargetkan razia miras pada akhir tahun 2012. Dengan menargetkan razia ini diharapkan dapat mengatasi masalah jatuhnya korban jiwa dengan sia-sia. Gara-gara minuman keras banyak korban jiwa yang meninggal sia-sia dan bahkan masuk bui. Untuk mencegah minuman keras oplosan, masyarakat perlu mendapat bimbingan dan penyadaran tentang memilih makanan dan minuman sehat dan bergizi.

Batalla del Vino (Feature Jurnalistik)


Batalla del Vino

Kali ini giliran buah anggur yang dijadikan senjata. Tiap tanggal 29 Juni yang dianggap hari San Pedro, kota kecil yang bernama Haro di wilayah La Rioja – Spanyol mengadakan “Battle of Wine”, diselenggarakan setahun sekali di musim panas. Dala acara yang diadakan di pegunungan Bilibios (Riscos de Bilibio), para peserta bisa saling menyemburkan wine memakai pistol-pistolan atau alat penyemprot lain. Sekitar 10.000 liter wine digunakan dalam ‘pertempuran’ ini.

Konon tradisi ini berasal dari perselisihan kepemilikan Riscos de Bilbio antara penduduk kota Haro dengan desa tetangga, Miranda de Ebro. Beberapahari sebelum tradisi yang sudah ada sejak abad ke-5 ini dimulai, festival serupa juga diselenggarakan di kota kecil bernama Lanjaron. Tapi mereka memakai air sebagai pengganti wine.

Senin, 19 November 2012

GLOSARIUM V-Z (91-100)



91.Via (jalan, melalui)
92. Villa (rumah yang bagus, biasanya terletak di luar kota, di pegunungan atau di tepi laut)
93.Visa (visum: tanda tangan menyatakan sudah mengetahui; menyetujui; ingin untuk keluar atau masuk ke suatu negeri)
Abjad W
94.Wagon (kereta pada kereta api, gerbong)
95.Wang (uang-); awang)
96.Warawiri (kembang warawiri; worawari: bunga raya-; mundar-mandir, berjalan-jalan hilir-mudik; tidak tetap hatinya, pendiriannya, berpihak kesana-sini)
97.Wilahar (telaga, danau kecil)
98.Wimana (kereta, kendaraan)
Abjad Y
99. Yen (mata uang Jepang)
Abjad Z
100.Zirbad (negeri bawah angin)